Rabu, 27 Juli 2016

STUDY POST ( Contoh Cerpen )

KELUARGA ADALAH SEGALANYA.


        

    Perkenalkan namaku Yloses Delica, aku biasa dipanggil Ica sekarang aku kelas 7 (tujuh) SMP. Aku memiliki cerita yang rumit tentang keluargaku, ayahku yang sangat sibuk dengan pekerjaan kantornya, ibuku yang sangat sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya, kakakku yang sibuk dengan urusan kuliahnya, dan adikku sibuk dengan bermain. Ketika aku di rumah rasanya seperti bukan di rumah, semua orang di dalam rumah mengabaikanku karena kesibukan mereka masing- masing. Saat aku di rumah aku tidak memiliki kesibukan yang begitu banyak.
Kemudian aku memutuskan untuk mencari kesibukanku sendiri, awalnya aku bingung ingin mencari kesibukan apa? Bahkan aku sempat meminta pendapat pada teman- teman baikku, pada guruku, pada tetanggaku, hingga hampir semua orang yang aku kenal aku tanyai satu- persatu. Tetapi jawaban mereka tidak ada yang sesuai dengan hatiku, aku sangat bingung harus melakukan apa.
Kemudian aku mulai mencari dan memperkirakan “kesibukan apa ya, yang akan aku lakukan?”, setiap hari aku mulai mencari pengalaman baru. Rasanya aku bingung sekali, apa yang harus aku lakukan? Aku bingung sekali. Beberapa hari kemudian aku membaca buku di perpustakaan di sekolahku, buku yang berjudul “55 kalimat pemotifasi hidup”. Buku itu berisi tentang cerita orang- orang yang terlahir dengan tidak sempurna tetapi mereka sangat ingin hidup, mereka sangat bersyukur oleh apa yang mereka miliki, dan mereka memiliki semangat hidup yang tinggi. Karena salah satu dari lima puluh lima kalimat pemotifasi itu, sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kalimat itu berbunyi “Percayalah akan ada pelangi setelah hujan” menurutku kalimat itu mengandung makna tersendiri. Walaupun aku sedikit bingung dengan makna kalimat itu, tapi yang aku tahu kalimat itu berarti kita harus percaya bahwa akan ada keberhasilan setelah kegagalan.
Aku berniat untuk menjadi seorang penulis novel. Saat aku mulai menulis novel pertamaku aku memutuskan untuk menuliskan semua kisah hidupku. Hidupku yang harusnya aku bisa bahagia dengan keluargaku, tetapi entah mengapa aku tidak bisa bahagia dengan keluargaku. Memang keluargaku pernah membuat aku bahagia, tetapi itu tidak bertahan lama dalam satu hari tidak bisa aku seharipun tanpa menangis. Hampir setiap hari aku meneteskan air mataku, walaupun aku tidak ingin menangis air mataku selalu menetes dengan sendirinya, ada kalanya ingin aku berhenti menangis tetapi entah kenapa air mataku mengalir dengan lebih deras.
            Saat aku selesai dengan novel pertamaku, novel itu ingin aku terbitkan. Saat aku sampai di pusat penerbitan buku novel dan aku menyerahkan novel karyaku itu kepada pihak penerbit. Saat pertama kali aku masuk ke dalam ruangan pihak penerbit, mereka mananyakan kepadaku “Siapa namamu?” kemudian aku menjawab “Namaku Yloses Delica, dan aku biasa di panggil Ica”. Kemudian mereka bertanya lagi kepadaku “Berapa usiamu, dan apa alasanmu menulis novel ini?” kemudian, akupun menjawab “Usiaku dua belas tahun, dan alasanku menulis novel ini adalah aku ingin mencari kesibukanku sendiri. Aku memutuskan, aku ingin menjadi seorang penulis yang hebat dan bisa menyaingi novel- novel karya J.K.Rowling dan penulis- penulis hebat lainnya”. Kemudian mereka berkata “Oh, jadi itu alasanmu ingin menulis novel ini, jika novel ini berhasil diluncurkan (diterbitkan) kau adalah penulis novel termuda yang ada di dunia!” akupun berkata “Iya itulah alsanku, dan jika aku menjadi penulis novel termuda pertama di dunia, apakah aku bisa seperti J.K.Rowling!” kemudian mereka menjawab “Mungkin”. Kemudian mereka mengatakan “Datanglah lagi minggu depan, kami akan memutuskan apakah kami akan menerbitkan buku ini atau sebaliknya!”. Kemudian aku menjawab “Baiklah, terima kasih!”.
            Saat aku dalam perjalanan pulang, aku melihat ada seorang anak kecil yang menangis karena lapar. Tetapi ibunya tidak membelikannya makanan karena ibunya tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Kemudian, akupun mendatangi sepasang ibu dan anak itu, lalu mengajak mereka makan di sebuah warteg. Anaknya tampak sangat bahagia saat aku mengajaknya makan di warteg begitu pula dengan ibunya. Kemudian berangkatlah kami bertiga ke warteg yang berada tidak jauh dari tempat kami bertiga berada. Saat kami bertiga makan di warteg kami bercakap- cakap sebentar, “Bu kenapa ibu hanya dengan anak ibu saja, suami ibu di mana?” kemudian ibu itu berkata “Suami ibu sudah meninggal, nak” akupun berkata “Oh, maaf bu, saya tidak bermaksud begitu” ibu itupun berkata “Tidak apa- apa nak, tapi walaupun suami ibu sudah tidak ada tapi ibu dan anak ibu sudah sangat bahagia. Kami bisa melakukan apapun yang bisa membuat kami bahagia, jika kami ingin jalan- jalan kami akan pergi berjalan- jalan”. Kemudian aku berkata “Keluargaku yang sudah berkecukupan tidak pernah jalan- jalan bersama, ibu ini termasuk orang yang beruntung walaupun ibu termasuk keluarga yang kurang berkecukupan tapi keluarga ibu bisa bahagia!” ibu itu berkata “Iya alhamdulillah, ibu ini orang yang beruntung kan? Tapi, ibu doakan keluargamu juga bisa bahagia dan bersama selamanya” akupun berkata “Iya Bu, terima kasih atas doanya Bu!”. Kemudian kami tertawa bersama- sama.
            Setelah makan bersama dengan keluarga bahagia tadi. Aku segera pulang ke rumah, ya bisa kutebak semua orang di dalam rumah masih tetap sibuk denan urusan mereka masing- masing. Satu minggu kemudian aku datang lagi ke pusat penerbitan buku novel, kemudian pihak penerbit mengatakan “Selamat ya! Bukumu akan diterbitkan dua minggu lagi!”. “Yeeeeeee” tanpa mengingat sedang dimana aku dan dengan siapa aku, aku langsung berteriak begitu saja. Lalu seusai itu pihak penerbit itu berkata lagi “Novelmu yang kedua harus selesai bulan ini!” kemudian aku bertanya pada pihak penerbit “Novel keduaku? Apa maksud bapak aku dikontrak untuk novel keduaku?”. “Ya, tentu saja! Selamat ya!” kata pihak penerbit itu. “Iya pak, terima kasih”.
            Aku berniat membuat novel yang berisi tentang kehidupan keluarga bahagia, yang beberapa hari lalu aku temui. Di saat novelku belum selesai itu, aku jatuh sakit hingga dirawat beberapa hari di rumah sakit. Saat aku dirawat di rumah sakit kata dokter aku terlalu lelah, tetapi aku sangat senang saat dirawat di rumah sakit karena semua anggota keluargaku datang menjagaku, selalu menemaniku, dan mereka selalu menungguku hingga aku tidur. Ketika aku sudah diperbolehkan pulang aku menangis tidak mau pulang, aku takut semua orang akan sibuk lagi dengan urusan mereka masing- masing. Kemudian ayah dan ibuku berkata “Kami tidak akan meninggalkanmu nak, bagaimana kalau hari Minggu besok kita jalan- jalan ke pantai?”. Kemudian aku, kakakku, dan adikku langsung berteriak “Ya!!!!, kami setuju!”. Baiklah bersiap- siaplah jalan- jalan ke pantai anak- anak. Kemudian aku, kakakku, dan adikku “Baik yah, bu! Kami akan bersiap- siap”.
            Setelah pulang dari rumah sakit aku baru ingat jika novelku harus di berikan pada pihak penerbit sepuluh hari lagi. Akupun segera menyelesaikan novel keduaku itu, tidak sampai dalam sepuluh hari aku sudah menyelesaikan novel keduaku dan aku segera memberikan novel keduaku itu kepada pihak penerbit. Kemudian kata pihak penerbit novel keduaku akan diterbitkan awal bulan depan, aku senang sekali karena novel keduaku bisa diterbitkan lebih cepat dari perkiraanku.  Setelah tahu novel keduaku akan diterbitkan awal bulan depan, pikiranku menjadi tenang. Hari sudah malam, aku sudah tidak sabar besok aku dan keluargaku akan berjalan- jalan ke pantai. Sekarang aku akan segera tidur.
            Esoknya hari telah pagi, saatnya aku dan keluargaku berjalan- jalan ke pantai. Saat di perjalanan menuju pantai aku menceritakan kenapa aku bisa kelelahan hingga dirawat beberapa hari di rumah sakit. Aku memberitahukan kepada semua anggota keluargaku, jika aku menulis novel dan aku berhasil menjadi penulis novel termuda di dunia. Mendengar berita itu keluargaku sangat bahagia terutama ibuku, ibuku sangat bangga denganku karena aku bisa menjadi penulis novel termuda di dunia.
            Tepi pantai sudah tampak dari dalam mobil keluargaku. Rasanya semua beban dan kelelahan semua keluargaku telah tergantikan saat melihat tepi pantai yang sangat indah dari dalam mobil. Setelah melewati perjalanan yang cukup lama akhirnya aku dan keluargaku telah sampai di pantai, tempat liburan tujuan keluargaku. Saat sampai di pantai aku dan keluargaku segera berlari menuju pantai, kemudian aku dan keluargaku segera bermain air di pantai. Tak terasa hari sudah gelap, matahari mulai tenggelam dan bulan mulai naik ke atas langit. Sedih rasanya harus pulang, tetapi ibuku sudah berkata “Kapan- kapan kita jalan- jalan ke pantai lagi ya!”. Baiklah kini saatnya aku dan keluargaku kembali ke rumah.
            Saat sampai dari rumah ibu, kakak, dan adikku sudah tertidur pulas. Karena ayahku kasihan melihat ibu, kakak, dan adikku yang kelelahan hingga tertidur di mobil, ayahku  tidak membangunkan ibu, kakak, dan adikku tetapi ayahku memindahkan mereka bertiga ke dalam kamar mereka masing- masing, kemudian setelah itu aku dan ayahku segera pergi tidur juga. Paginya seperti biasa aku sekeluarga melakukan aktivitas seperti biasa, sekarang aku juga sudah memiliki kesibukan sendiri. Saat aku pulang sekolah tiba- tiba semua orang sudah ada di rumah, aku merasa mungkin setelah aku dan keluargaku berlibur ke pantai kemarin semua orang di dalam rumah sadar bahwa keluarga adalah yang paling penting dalam kehidupan. Kemudian suasana di dalam rumah menjadi berubah total yang biasanya hening dan dingin sekarang, menjadi ramai dan hangat. Dan sekarang aku sudah menjadi penulis yang hebat dan terkenal.



#7DaysBlogging
#7hariBlogging
#TantanganBloggerPeniti
#7daysPenitiBlogging

Tidak ada komentar:

Posting Komentar