KELUARGA
ADALAH SEGALANYA.
Perkenalkan namaku
Yloses Delica, aku biasa dipanggil Ica sekarang aku kelas 7 (tujuh) SMP. Aku
memiliki cerita yang rumit tentang keluargaku, ayahku yang sangat sibuk dengan
pekerjaan kantornya, ibuku yang sangat sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya,
kakakku yang sibuk dengan urusan kuliahnya, dan adikku sibuk dengan bermain.
Ketika aku di rumah rasanya seperti bukan di rumah, semua orang di dalam rumah
mengabaikanku karena kesibukan mereka masing- masing. Saat aku di rumah aku
tidak memiliki kesibukan yang begitu banyak.
Kemudian aku memutuskan untuk mencari
kesibukanku sendiri, awalnya aku bingung ingin mencari kesibukan apa? Bahkan
aku sempat meminta pendapat pada teman- teman baikku, pada guruku, pada
tetanggaku, hingga hampir semua orang yang aku kenal aku tanyai satu- persatu.
Tetapi jawaban mereka tidak ada yang sesuai dengan hatiku, aku sangat bingung
harus melakukan apa.
Kemudian aku mulai mencari dan memperkirakan
“kesibukan apa ya, yang akan aku lakukan?”, setiap hari aku mulai mencari
pengalaman baru. Rasanya aku bingung sekali, apa yang harus aku lakukan? Aku
bingung sekali. Beberapa hari kemudian aku membaca buku di perpustakaan di
sekolahku, buku yang berjudul “55 kalimat pemotifasi hidup”. Buku itu berisi
tentang cerita orang- orang yang terlahir dengan tidak sempurna tetapi mereka
sangat ingin hidup, mereka sangat bersyukur oleh apa yang mereka miliki, dan mereka
memiliki semangat hidup yang tinggi. Karena salah satu dari lima puluh lima
kalimat pemotifasi itu, sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kalimat
itu berbunyi “Percayalah akan ada pelangi setelah hujan” menurutku kalimat itu
mengandung makna tersendiri. Walaupun aku sedikit bingung dengan makna kalimat
itu, tapi yang aku tahu kalimat itu berarti kita harus percaya bahwa akan ada
keberhasilan setelah kegagalan.
Aku berniat untuk menjadi seorang penulis
novel. Saat aku mulai menulis novel pertamaku aku memutuskan untuk menuliskan
semua kisah hidupku. Hidupku yang harusnya aku bisa bahagia dengan keluargaku,
tetapi entah mengapa aku tidak bisa bahagia dengan keluargaku. Memang
keluargaku pernah membuat aku bahagia, tetapi itu tidak bertahan lama dalam
satu hari tidak bisa aku seharipun tanpa menangis. Hampir setiap hari aku
meneteskan air mataku, walaupun aku tidak ingin menangis air mataku selalu
menetes dengan sendirinya, ada kalanya ingin aku berhenti menangis tetapi entah
kenapa air mataku mengalir dengan lebih deras.
Saat aku selesai
dengan novel pertamaku, novel itu ingin aku terbitkan. Saat aku sampai di pusat
penerbitan buku novel dan aku menyerahkan novel karyaku itu kepada pihak
penerbit. Saat pertama kali aku masuk ke dalam ruangan pihak penerbit, mereka
mananyakan kepadaku “Siapa namamu?” kemudian aku menjawab “Namaku Yloses
Delica, dan aku biasa di panggil Ica”. Kemudian mereka bertanya lagi kepadaku
“Berapa usiamu, dan apa alasanmu menulis novel ini?” kemudian, akupun menjawab
“Usiaku dua belas tahun, dan alasanku menulis novel ini adalah aku ingin
mencari kesibukanku sendiri. Aku memutuskan, aku ingin menjadi seorang penulis
yang hebat dan bisa menyaingi novel- novel karya J.K.Rowling dan penulis-
penulis hebat lainnya”. Kemudian mereka berkata “Oh, jadi itu alasanmu ingin
menulis novel ini, jika novel ini berhasil diluncurkan (diterbitkan) kau adalah
penulis novel termuda yang ada di dunia!” akupun berkata “Iya itulah alsanku,
dan jika aku menjadi penulis novel termuda pertama di dunia, apakah aku bisa
seperti J.K.Rowling!” kemudian mereka menjawab “Mungkin”. Kemudian mereka
mengatakan “Datanglah lagi minggu depan, kami akan memutuskan apakah kami akan
menerbitkan buku ini atau sebaliknya!”. Kemudian aku menjawab “Baiklah, terima
kasih!”.
Saat aku dalam
perjalanan pulang, aku melihat ada seorang anak kecil yang menangis karena
lapar. Tetapi ibunya tidak membelikannya makanan karena ibunya tidak memiliki uang
untuk membeli makanan. Kemudian, akupun mendatangi sepasang ibu dan anak itu, lalu
mengajak mereka makan di sebuah warteg. Anaknya tampak sangat bahagia saat aku
mengajaknya makan di warteg begitu pula dengan ibunya. Kemudian berangkatlah
kami bertiga ke warteg yang berada tidak jauh dari tempat kami bertiga berada.
Saat kami bertiga makan di warteg kami bercakap- cakap sebentar, “Bu kenapa ibu
hanya dengan anak ibu saja, suami ibu di mana?” kemudian ibu itu berkata “Suami
ibu sudah meninggal, nak” akupun berkata “Oh, maaf bu, saya tidak bermaksud
begitu” ibu itupun berkata “Tidak apa- apa nak, tapi walaupun suami ibu sudah
tidak ada tapi ibu dan anak ibu sudah sangat bahagia. Kami bisa melakukan
apapun yang bisa membuat kami bahagia, jika kami ingin jalan- jalan kami akan
pergi berjalan- jalan”. Kemudian aku berkata “Keluargaku yang sudah
berkecukupan tidak pernah jalan- jalan bersama, ibu ini termasuk orang yang
beruntung walaupun ibu termasuk keluarga yang kurang berkecukupan tapi keluarga
ibu bisa bahagia!” ibu itu berkata “Iya alhamdulillah, ibu ini orang yang
beruntung kan? Tapi, ibu doakan keluargamu juga bisa bahagia dan bersama selamanya”
akupun berkata “Iya Bu, terima kasih atas doanya Bu!”. Kemudian kami tertawa
bersama- sama.
Setelah makan bersama
dengan keluarga bahagia tadi. Aku segera pulang ke rumah, ya bisa kutebak semua
orang di dalam rumah masih tetap sibuk denan urusan mereka masing- masing. Satu
minggu kemudian aku datang lagi ke pusat penerbitan buku novel, kemudian pihak
penerbit mengatakan “Selamat ya! Bukumu akan diterbitkan dua minggu lagi!”.
“Yeeeeeee” tanpa mengingat sedang dimana aku dan dengan siapa aku, aku langsung
berteriak begitu saja. Lalu seusai itu pihak penerbit itu berkata lagi “Novelmu
yang kedua harus selesai bulan ini!” kemudian aku bertanya pada pihak penerbit
“Novel keduaku? Apa maksud bapak aku dikontrak untuk novel keduaku?”. “Ya,
tentu saja! Selamat ya!” kata pihak penerbit itu. “Iya pak, terima kasih”.
Aku berniat membuat
novel yang berisi tentang kehidupan keluarga bahagia, yang beberapa hari lalu
aku temui. Di saat novelku belum selesai itu, aku jatuh sakit hingga dirawat
beberapa hari di rumah sakit. Saat aku dirawat di rumah sakit kata dokter aku
terlalu lelah, tetapi aku sangat senang saat dirawat di rumah sakit karena
semua anggota keluargaku datang menjagaku, selalu menemaniku, dan mereka selalu
menungguku hingga aku tidur. Ketika aku sudah diperbolehkan pulang aku menangis
tidak mau pulang, aku takut semua orang akan sibuk lagi dengan urusan mereka
masing- masing. Kemudian ayah dan ibuku berkata “Kami tidak akan meninggalkanmu
nak, bagaimana kalau hari Minggu besok kita jalan- jalan ke pantai?”. Kemudian
aku, kakakku, dan adikku langsung berteriak “Ya!!!!, kami setuju!”. Baiklah
bersiap- siaplah jalan- jalan ke pantai anak- anak. Kemudian aku, kakakku, dan
adikku “Baik yah, bu! Kami akan bersiap- siap”.
Setelah pulang dari
rumah sakit aku baru ingat jika novelku harus di berikan pada pihak penerbit
sepuluh hari lagi. Akupun segera menyelesaikan novel keduaku itu, tidak sampai
dalam sepuluh hari aku sudah menyelesaikan novel keduaku dan aku segera
memberikan novel keduaku itu kepada pihak penerbit. Kemudian kata pihak
penerbit novel keduaku akan diterbitkan awal bulan depan, aku senang sekali
karena novel keduaku bisa diterbitkan lebih cepat dari perkiraanku. Setelah tahu novel keduaku akan diterbitkan
awal bulan depan, pikiranku menjadi tenang. Hari sudah malam, aku sudah tidak
sabar besok aku dan keluargaku akan berjalan- jalan ke pantai. Sekarang aku
akan segera tidur.
Esoknya hari telah
pagi, saatnya aku dan keluargaku berjalan- jalan ke pantai. Saat di perjalanan
menuju pantai aku menceritakan kenapa aku bisa kelelahan hingga dirawat
beberapa hari di rumah sakit. Aku memberitahukan kepada semua anggota
keluargaku, jika aku menulis novel dan aku berhasil menjadi penulis novel
termuda di dunia. Mendengar berita itu keluargaku sangat bahagia terutama
ibuku, ibuku sangat bangga denganku karena aku bisa menjadi penulis novel
termuda di dunia.
Tepi pantai sudah
tampak dari dalam mobil keluargaku. Rasanya semua beban dan kelelahan semua
keluargaku telah tergantikan saat melihat tepi pantai yang sangat indah dari
dalam mobil. Setelah melewati perjalanan yang cukup lama akhirnya aku dan
keluargaku telah sampai di pantai, tempat liburan tujuan keluargaku. Saat
sampai di pantai aku dan keluargaku segera berlari menuju pantai, kemudian aku
dan keluargaku segera bermain air di pantai. Tak terasa hari sudah gelap,
matahari mulai tenggelam dan bulan mulai naik ke atas langit. Sedih rasanya
harus pulang, tetapi ibuku sudah berkata “Kapan- kapan kita jalan- jalan ke
pantai lagi ya!”. Baiklah kini saatnya aku dan keluargaku kembali ke rumah.
Saat sampai dari rumah
ibu, kakak, dan adikku sudah tertidur pulas. Karena ayahku kasihan melihat ibu,
kakak, dan adikku yang kelelahan hingga tertidur di mobil, ayahku tidak membangunkan ibu, kakak, dan adikku
tetapi ayahku memindahkan mereka bertiga ke dalam kamar mereka masing- masing,
kemudian setelah itu aku dan ayahku segera pergi tidur juga. Paginya seperti
biasa aku sekeluarga melakukan aktivitas seperti biasa, sekarang aku juga sudah
memiliki kesibukan sendiri. Saat aku pulang sekolah tiba- tiba semua orang
sudah ada di rumah, aku merasa mungkin setelah aku dan keluargaku berlibur ke
pantai kemarin semua orang di dalam rumah sadar bahwa keluarga adalah yang
paling penting dalam kehidupan. Kemudian suasana di dalam rumah menjadi berubah
total yang biasanya hening dan dingin sekarang, menjadi ramai dan hangat. Dan
sekarang aku sudah menjadi penulis yang hebat dan terkenal.
#7DaysBlogging
#7hariBlogging
#TantanganBloggerPeniti
#7daysPenitiBlogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar